Bangkalan — Patroli Berita Indonesia
Pencegahan penyakit frambusia terus ditingkatkan, 22 Puskesmas di Kabupaten Bangkalan bersiap menghadapi penilaian status bebas frambusia. Penilaian ini akan dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI sebagai upaya memperoleh sertifikat kabupaten bebas frambusia tahun ini.
Beberapa Puskesmas di Kabupaten Bangkalan telah mengimplementasikan serangkaian upaya strategis guna memastikan penilaian yang sukses dan meraih hasil yang positif. Langkah-langkah persiapan melibatkan berbagai bidang, termasuk pemberian edukasi kepada tenaga kesehatan dan masyarakat, promosi pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta pengintensifan skrining frambusia di sekolah-sekolah dasar dan posyandu.
“Salah satu upaya yang telah diambil adalah mensosialisasikan informasi tentang frambusia kepada petugas kesehatan di Puskesmas, mengingat peran penting mereka dalam mendeteksi dan mencegah penyakit ini. Dalam hal ini, Puskesmas juga telah aktif mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta bagaimana cara mencegah penularan frambusia,” ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan, dr Nunuk Kristiani.
Pengintegrasian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menurutnya, menjadi fokus utama dalam promosi kesehatan masyarakat. Puskesmas bekerja keras untuk menyebarkan pesan tentang menjaga kebersihan tangan, menjaga lingkungan yang bersih, serta menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh.
“Skrining frambusia yang intensif juga telah dilakukan pada anak-anak di sekolah dasar dan melalui posyandu. Langkah ini bertujuan untuk mendeteksi dini kasus frambusia dan mengambil tindakan penanganan yang cepat. Selain itu, Puskesmas juga telah menjalankan program surveilans rutin dengan pelaporan zero reporting setiap bulan, baik melalui sistem daring maupun manual,” imbuhnya.
Dengan langkah-langkah persiapan yang matang dan komitmen yang kuat dari Puskesmas, Kabupaten Bangkalan siap menjalani penilaian status bebas frambusia. Hal ini tidak hanya merupakan prestasi kesehatan masyarakat setempat, tetapi juga merupakan kontribusi penting dalam upaya nasional untuk memberantas penyakit frambusia.
Apa Itu Penyakit Frambusia?
Penyakit frambusia, juga dikenal sebagai pian atau penyakit duh-duhan, adalah penyakit menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Treponema pertenue. Penyakit ini umumnya mempengaruhi kulit, tulang, dan tulang rawan, dan dapat menyebabkan deformitas serta kerusakan permanen pada jaringan dan organ yang terinfeksi.
Penyebab dan Penularan
Penyakit frambusia disebabkan oleh bakteri treponema pertenue, yang umumnya ditularkan melalui kontak langsung dengan luka atau lecet pada kulit penderita. Penyakit ini paling sering menyerang individu dengan sistem kekebalan yang lemah, dan sering kali terjadi pada anak-anak di bawah usia 15 tahun.
Gejala dan Dampak
Gejala awal penyakit frambusia meliputi munculnya benjolan merah pada kulit yang terasa sakit. Benjolan ini kemudian bisa berubah menjadi ulkus atau luka terbuka yang dalam dan menyakitkan. Jika tidak diobati, penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang parah, termasuk deformitas pada tulang, kulit, dan tulang rawan. Dalam beberapa kasus, frambusia dapat memengaruhi sistem saraf dan menyebabkan masalah kes ehatan yang lebih serius.