Bojonegoro — Patroli Berita Indonesia
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian mengapresiasi kinerja Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah, atas program peningkatan sektor pertanian yang berdampak langsung kepada para petani. Karena sektor pertanian sangat penting di masa depan.
Hal ini disampaikan Kepala BPPSDMP melalui Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Sumardi Noor dalam kegiatan Farmer’s Fun Day Tahun 2023 yang dirangkaikan dengan kegiatan Peningkatan Pengelola Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Provinsi Jawa Timur. Kegiatan diselenggarakan di Desa Ngraseh, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, Selasa (5/09/2023).
Sumardi Noor menyampaikan sambutan Kepala BPPSDMP, bahwa sektor pertanian merupakan sektor paling penting saat ini dan masa depan. Krisis pangan terus jadi tantangan bahkan ancaman, karena adanya perubahan iklim dan ketidakpastian kondisi sosial, ekonomi dan politik.
“Salah satunya goncangan ekonomi yang disebabkan konflik Rusia-Ukraina berdampak pada produktivitas pertanian Indonesia utamanya dari ketersediaan pupuk. Namun dampak lebih besar yang kita rasakan saat ini adalah adanya fenomena alam el nino,” ucapnya.
Kementerian Pertanian (Kementan) khususnya BPPSDMP berupaya untuk mengatasi pengurangan produksi komoditas pertanian akibat kekeringan. Strategi yang diterapkan meliputi stategi umum dan khusus. Untuk strategi umum dengan melakukan prediksi terjadinya perubahan iklim, menyiapkan sarana prasarana pertanian dan sumber daya lain. “Diantaranya dengan melakukan sosialisasi dan menyampaikan hasil prediksi iklim secara cepat kepada para petani,” terangnya.
Sedangkan strategi khusus yang dilakukan adalah penyesuaian pola dan waktu tanam, pengelolaan air dan pemanfaatan sumber daya air alternatif, penyelamatan dan perlindungan serta pemberdayaan petani. BPPSDMP menyadari bahwa keberhasilan upaya mengatasi dampak el nino dan perubahan iklim lainnya memerlukan peran serta petani dan pemerintah daerah.
“Dengan demikian kegiatan P4S ini sebagai contoh pola kerja sama antara pemerintah pusat, daerah dan masyarakat dan pelaku pertanian,” ujarnya.
Sumardi Noor juga menyampaikan bahwa Kepala BPPSDMP mengapresiasi dan memberikan penghargaan kepada Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah beserta jajarannya atas program yang benar-benar menyentuh dan mendampingi petani dari berbagai aspek yang berdampak pada kesejahteraan.
“Melalui Kartu Petani Mandiri (KPM) dapat menjadi contoh model pendampingan pemerintah terhadap petani. Kepada pengelola P4S marilah tingkatkan peran kelembagaan P4S khususnya dalam peningkatan SDM pertanian terkait dengan pelatihan dan pemagangan dan menjadi pelopor pembaharu di pedesaan,” pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah menuturkan bahwa dalam membuat kebijakan selalu menggunakan data, di mana Bojonegoro punya lahan luas namun punya tantangan terkait irigasi pertanian. Maka pemerintah pusat melalui proyek strategis nasional (PSN) dengan pembangunan Bendungan Gongseng yang sekarang masih proses persiapan mulai 2024 untuk irigasi pertanian.
“Saya optimis Bojonegoro akan naik kelas minimal nomor 2 dengan adanya Bendungan Gongseng, ditambah dengan adanya pembangunan Bendungan Karangnongko dimana dengan adanya waduk ini akan dapat mengairi lima wilayah kecamatan yang terkenal gersangnya. Yakni Margomulyo, Ngraho, Padangan, Ngambon dan Tambakrejo. Selain itu kita juga akan melakukan pembangunan waduk di wilayah timur yang bisa mengairi wilayah Kecamatan Kepohbaru, Baureno, Kedungadem dan beberapa wilayah Sumberrejo lainnya,” tuturnya.
Lebih lanjut Ibu Pembangunan Bojonegoro ini menjelaskan bahwa sektor pertanian, merupakan salah satu prioritas Pemkab Bojonegoro. Karena salah satu sebagai penopang ketahanan pangan baik di tingkat kabupaten maupun nasional. Adanya krisis sebuah negara biasanya dimulai dari krisis pangan, maka Bojonegoro berkomitmen baik dari poktan maupun gapoktan untuk tetap menjaga ketahanan pangan di wilayah Bojonegoro.
Selain itu, Pemkab Bojonegoro juga sudah melakukan kerja sama dengan Bulog. Yakni kelompok-kelompok tani sudah disinergikan dengan BUM Desa. BUM Desa tersebut diberikan modal Rp 100 juta untuk menyerap gabah petani dan kolaborasi dengan para gapoktan.
“26 poktan/gapoktan kemarin kita ajak langsung ke tempat Bulog yang ada di Desa Mojoranu Kecamatan Dander untuk kita berikan akses networking penjualan. Di samping itu kita siapkan supporting sistem, baik hulunisasi dan hilirisasi serta penambahan nilai petani, hal ini kita lakukan sebagai upaya mensejahterakan masyarakat khususnya di sektor pertanian,” ungkap Bupati Anna.
Bupati perempuan pertama di Bojonegoro tersebut juga berharap kedepannya 28 wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten Bojonegoro mempunyai ciri khas dan keunggulan produk pertanian yang dapat dipatenkan.