Oleh: Jauhari, S.Ag., MEI & Dr. Mohamad Djasuli (KBIHU AG 2024)
Patroli Berita Indonesia.-
Tak terasa sudah tiba waktunya kami meninggalkan Baitul Haram, tepatnya tanggal 11 Juli 2024 ini. Sungguh terasa singkat cengkrama kami dengan Baitullah, cengkrama kami dalam dialog dengan Allah SWT. Sungguh terasa kerinduan ini akan semakin menyala, air mata ini akan tumpah ruah, saat-saat dimana kami harus meninggalkan Ka’bah, meninggalkan Baitullah untuk waktu yang tidak ditentukan.
Namun apa daya kerinduan itu harus terkubur, untuk waktu yang tak terhingga, karena kami harus pindah dari satu momen dimana kalau di Makkah kami berdialog meminta kepada Allah SWT langsung di hadapan Baitullah, di hadapan Ka’bah. Kini dalam perpindahan kami ke Madinah kami akan melanjutkan segala macam permohonan ibadah dan curhat kami kepada Allah melalui sandaran Rasul tercinta-Nya Muhammad Saw. Lagi-lagi suatu kerinduan yang tak terhingga nilainya. Kami merajut saat demi saat, hari demi hari, langkah demi langkah kami, ringan maupun berat hadir ke Masjidil Haram untuk mencurahkan segala hal yang menjadi persoalan hidup kami, yang menjadi kebutuhan hidup kami, keluarga dan anak-anak keturunan kami. Begitu pula di saat yang sama kami juga menumpahkan segenap air mata demi sebongkah pengampunan atas dosa-dosa yang telah dan sedang kami lakukan sampai hari ini.
Semuanya tertumpah ke haribaan Ilahi Robbi Allah SWT . Ya Allah…. sempatkan kembali kami bertemu dengan Baitullahmu, kembali bercengkerama dengan segala keagungan dan keperkasaan-Mu yang hari demi hari Kau tunjukkan kepada kami. Kuasa-Mu telah menyadarkan kami bahwa apalah artinya kami di hadapan-Mu, segala asa segala cita dan keinginan adalah sesuatu yang tidak pernah ada jaminan akan terpenuhi kecuali dengan kehendak-Mu. *_Selamat tinggal Ka’bah ku_* semoga hari-hari kami di sini selama membersamaimu menjadi pengalaman spiritual yang tak terhingga, dengan satu harapan semoga semua pengalaman spiritual, ibadah dan hal-hal kebaikan lainnya bisa kami lanjutkan, baik di Madinah terutama di tanah air kelahiran kami masing-masing.
Ya Allah, Ya Robbi … Sungguh kecil rasanya kami di hadapan-Mu. Karenanya, berilah kami kekuatan, berilah kami kesempatan agar semangat beribadah yang selama ini berlangsung, yang selama ini kami lakukan di Baitul Harammu ini dapat menjelma menjadi satu kekuatan ibadah yang menembus rasa malas-malas kami sepanjang sisa usia kami di tanah air, setelah kami meninggalkan Rumah-Mu Baitullah maupun Masjid Nabawi di mana di situ ada pusara Rasul-Mu, Muhammad Saw. Hanya itu harapan kami bahwa segala euforia yang telah dan akan berlangsung selama kami berada di Baitul Haram akan menjadi bagian dari ibadah yang mabrur.
Haji kami menjadi haji yang mabrur amal-amal ibadah kami diterima di sisi-Mu ya Allah, sebanding dengan perjuangan kami, kerinduan kami, sebanding dengan pengorbanan kami, baik pengorbanan harta benda, fisik, bahkan sebagian saudara kami berkorban nyawa demi sebuah kecintaan kepada-Mu. Semoga Allah SWT memberikan kesempatan kembali untuk kami bersua dengan Baitul Haram, untuk kami bercengkrama kembali dengan-Mu ya Allah bercurhat-bertawassul kembali dengan Rasul tercinta-Mu ya Allah. Atau setidaknya tradisi dan apa yang telah kami alami selama ibadah haji kali ini segera Kau wariskan kepada anak-anak cucu kami, sehingga mereka bisa juga segera memenuhi panggilanmu menunaikan ibadah haji dan umroh di usianya yang masih sangat muda, dalam keadaan sehat walafiat, sehingga kualitas ibadah mereka, kualitas kesungguhan dalam memohon dan meminta segala hal demi kehidupan dan masa depan mereka jauh lebih bermakna, jauh lebih baik dari para orang tua mereka, kami yang sekarang sedang memenuhi panggilan-Mu.
Ya Allah…. jadikan itu semua sebagai sebuah simbol kenangan yang tak terlupakan dalam sisa umur kami, dimana sejarah peribadatan dan perjuangan kami selama menunaikan ibadah haji _menjadi lampu penerang kehidupan kami selanjutnya, menjadi penunjuk jalan bagi perbaikan amal-amal ibadah kami, baik ibadah yang berhubungan dengan-Mu (hablun min Allah) langsung ya Allah maupun ibadah yang berhubungan dengan sesama hamba-Mu (hablun minannas).
Karenanya jadikan kami sepulang dari ibadah haji ini menjadi seorang haji dan hajjah yang mabrur dan mabruroh yang segala sesuatunya tidak diberikan imbalan kecuali surga-Mu. Jadikan kami sepulang dari haji ini sebagai teladan bagi keluarga besar kami bagi masyarakat lingkungan hidup kami, menjadi kebanggaan mereka yang tercermin dari akhlak dan nilai-nilai ibadah yang jauh lebih baik daripada sebelum kami menunaikan ibadah haji_.
Sayonara wahai Ka’bah ku. Semoga perpisahan ini hanya sementara dan Allah menakdirkan kita bersua kembali di kesempatan-kesempatan tahun yang akan datang. Taqobalallah Minna wa minkum taqobbal Ya Karim. Barakallahu Lana walakum. Amin ya robbal alamin.
Selasa, 09 Juli 2024.
Buya Dr. Mohamad Djasuli,(Pengasuh PPM Tebu Falah Telang Kamal)
