Yogyakarta, Patroli Berita Indonesia.–
Selasa, tanggal 21 Mei 2024 para gusti panji (Tpanjih) Madura dari Pamekasan sampai ujung barat pulau tersebut kembali melanjutkan perjuangan dalam rangka menjaga ikatan silaturrahmi dengab para raja dan/atau para bangsawan seluruh nusantara dengan ikut serta menghadiri acara 3rd Borobudur peace & prosperity festival 2024 (BPF 2024) yang diselenggarakan di taman aksobhya – lapangan Candi Borobudur Jawa tengah.
Sebanyak 10 (sepuluh) pangeran perwakilan dari seluruh Madura yang terdata sebagai putra wayah piturun dari para pengageng terdahulu tumpah ruwah hadir di Jawa Tengah yaitu KPP. Agus Suryoadikusumo didampingi oleh KPT. Asfandi Wiroadinegoro dari Dynasti Keratuan Sambilangan, RM. Irawan Haryono didampingi oleh RP. Salman Dungmoso dari Dynasti Madura – Bangkalan, KPA. M. Rahamatullah Condroadikoro bersama KPA. M. Wazirul Jihad Notoadikoro dari Pamellingan – Pamekasan, serta KRP. Sonny Wironegoro bersama Dr. KH. Mohamad Djasuli, SE, M.Si., QIA., CTT, CRA., CPTT juga dari Pamekasan, serta KPA. M, Cholil Suroadikusumo didampingi oleh RP. Herman Hidayat, SE. Dari Suryodiningratan (Ksorjan)., Para pangeran Madura ini tiba di Jogjakarta melalui stasiun Lempuyangan di sore hari menjelang malam.
Rajutan tali silaturrahmi antar kerajaan dan ex. Kerajaan-kerajaan / kesultanan / keratuan / kedatuan yang masih aktif ataupun yang sudah tergerus oleh jaman yang masih dapat dipertanggungjawabkan keberadaannya secara ilmiah dan lainnya hendaknya tetap menjaga keharmonisan ikatan keluargan serta persaudaraannya. Mari kita tetap sambung dan jaga sehingga tetap selaeas dan seimbang, ungkap YM. KPP. Agus dari Sambilangan.
Terselenggaranya BPF 2024 yang temtunya menghabiskan anggaran yang tidak sedikit ini hendaknya dapat berdampak poaitif terhadap kedamaian dan pelestarian adat budaya di daerah ma-masing, ungkap KPA. Wazirul Jihad dari Pemelingan menambahkan.
Acara yang begitu padat akan dimulai selasa malam dengan gala dinner bersama para tokoh adat dan budaya seluruh nusantara di omah budur Magelang, disini para Yang Mulia semua dapat menyambung komunikasi dan diharapkan berdampak pada pelestarian adat dan budaya diseluruh Nusantara.