Pasuruan — Patroli Berita Indonesia
Pemerintah Kabupaten Pasuruan terus intens menyalurkan air bersih ke sejumlah wilayah yang mengalami kekeringan.
Seperti yang terlihat pada Sabtu (05/08/2023) siang. Wakil Bupati Pasuruan, Abdul Mujib Imron memantau dropping air bersih di Desa Karangjati, Kecamatan Lumbang serta Desa Sibon, Kecamatan Pasrepan.
Tak hanya memonitoring proses distribusi air bersih, pria yang juga Pengasuh Ponpes Al Yasini Areng-Areng Wonorejo ini juga ikut mengisi air ke dalam drum-drum milik warga.
Menurutnya, penyaluran air bersih mulai intens dilakukan sejak 1 agustus lalu. Tepatnya ketika banyak laporan dari desa-desa terdampak kekeringan yang menginginkan air bersih, sesegera mungkin.
“Sebenarnya sudah mulai 24 juli lalu sudah mulai dikirim. Tapi intens setiap hari sejak 1 agustus lalu. Satu desa satu tangki air bersih bervolume 5000 liter yang diperuntukkan untuk warga terdampak kekeringan,” katanya.
Penyaluran air bersih dilakukan di 19 desa yang tersebar di 6 kecamatan. Yakni, Gempol, Winongan, Lumbang, Pasrepan, Lekok, dan Kejayan.
Di Kecamatan Gempol ada Desa Wonosunyo dan Bulusari yang mengalami kekeringan. Sedangkan di Kecamatan Winongan, krisis air bersih rentan menerpa Desa Jeladri, Kedungrejo dan Sumberejo. Untuk Kecamatan Lumbang, ada Desa Lumbang, Watulumbung, Cukurguling, dan Karangjati.
Sementara di Pasrepan, ada Desa Mangguan, Ngantungan, Sibon, dan Desa Petung. Sedangkan di Kecamatan Lekok, kriris air bersih sering melanda Pasinan dan Balunganyar, Semedusari, dan Wates. Lalu, di Kecamatan Kejayan ada Desa Kedungpengaron.
Gus Mujib-sapaan akrab Wabup Pasuruan ini pun meminta kepada BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) untuk terus memonitoring wilayah-wilayah mana saja yang sangat membutuhkan air bersih. Pertimbangannya adalah skala prioritas pada titik-titik mana yang urgent, namun tetap memperhatikan wilayah lain yang juga membutuhkan kiriman air bersih.
“Saya minta BPBD untuk pantau terus titik-titik mana saja yang sangat butuh air bersih. Termasuk potensi kekeringan di wilayah lain yang mungkin mulai membutuhkan air bersih, juga harus diperhatikan,” terangnya.
Tak hanya kepada BPBD, Gus Mujib juga meminta kepada warga terdampak untuk tak berebut saat tangki air tiba. Hal itu dikarenakan pembagian air bersih yang pasti merata dengan syarat warga membawa drum-drum kosong.
Selain itu, Camat dan Kepala Desa/Lurah juga harus intens berkoordinasi akan kondisi wilayah yang dipimpinnya.
“Saya harapkan warga bisa antri, jangan ada konflik atau tukaran. Pergunakan untuk minum, mandi, memasak dan beribadah. Jangan lupa berdoa agar kekeringan ini segera bisa berlalu. Juga kepala desa dan camat harus terus mengawal kebutuhan air bersih dan komunikasi dengan BPBD,” harapnya.