Oleh: Mohamad Djasuli dan Faiza Alif Fakhrina
Patroli Berita Indonesia.–
Ziarah terakhir para jemaah Al-Gratis dilaksanakan pada tanggal 2 Juli 2024, rute yang dikunjungi diantaranya hanya 2 tempat, yaitu Museum Wahyu dan mengambil miqat di Hudaibiyah. Seperti biasanya perjalanan dimulai pukul 06.00 waktu Mekkah. Tempat yang dikunjungi pertama kali adalah Museum Wahyu. Museum wahyu dikenal dengan nama Hira Cultural District yang terletak di kaki Gunung Jabal Nur, tepatnya di Gua Hira. Jabal Nur merupakan sebuah gunung dimana tempat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama dari Allah SWT. Museum ini dibuka pada tahun 2023 dan langsung menjadi salah satu destinasi wisata religi favorit di Makkah.
Harga tiket sebesar 15 riyal untuk dewasa dan di dalam museum para jemaah disuguhkan beberapa film animasi sejarah tentang turunnya wahyu dan kisah-kisah para Nabi mulai dari Nabi Nuh AS, Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa AS, Nabi Isa AS hingga Nabi Muhammad SAW.
Saat memasuki ruang demi ruang di dalam museum ini, sangat terasa jika desain ruangan ini seperti sebuah lorong gua batu yang panjang dan melengkung dengan hiasan ornamen bebatuan. Atau bisa jadi desain ruangan ini merupakan gua batu yang didesain untuk menjadi sebuah ruangan? Karena melihat wilayah Mekkah memiliki struktur gunung bebatuan.
Film pertama berkisah tentang Nabi Nuh AS yang menceritakan kisah Kapal Nabi Nuh AS. Tidak ada tempat aman dikala banjir terjadi waktu itu, kecuali kapal Nabi Nuh AS.
Hujan turun terus menerus tanpa henti hingga lebat dan menyebabkan banjir bandang. Kapal Nabi Nuh pun terangkat dikarenakan air mulai membanjiri daratan. Beberapa hari kemudian hujan tetap turun, selama itu pula air membanjiri daratan. Lalu, perlahan-lahan hujan mulai reda dan air mulai surut. Kapal Nabi Nuh mendarat di sebuah daratan, lalu Nabi Nuh AS dan para pengikutnya yang setia turun dari kapal dan mulai membangun kehidupan yang baru.
Mereka hidup dalam nuansa ketaatan dan kesejahteraan dalam naungan Allah SWT.
Kisah Nabi Ibrahim AS menceritakan tentang bagaimana menjaga simbol agama saat kepemimpinan Nabi Ibrahim AS karena peperangan yang berkepanjangan antara bangsa Persia, Romawi, India, dan Sindhi. Kecuali yang dilestarikan penduduk Mekkah sebab penjagaan Allah terhadap Ka’bah dan Tanah Haram. Allah telah menjadikan Ka’bah sebagai Rumah Suci itu sebagai pusat peribadatan dan urusan dunia bagi manusia. Sehingga manusia senantiasa mengagungkan Ka’bah dan Ka’bah menjadi tempat berkumpul manusia.
Selanjutnya adalah kisah Nabi Musa AS yang sangat terkenal dengan mukjizat yang dimiliki yaitu memiliki tongkat yang bisa berubah menjadi ular dan membelah lautan. Nabi Musa AS diutus oleh Allah untuk melawan Raja Fir’aun yang berkuasa saat itu karena berbuat sewenang-wenang kepada rakyatnya. Tidak hanya itu, Nabi Musa juga merupakan salah satu ulul azmi yang dikaruniai kitab suci Taurat.
Ditutup dengan kisah Nabi Muhammad SAW. Muhammad kecil yang hidupnya sudah yatim piatu mempunyai sifat jujur dan amanah, khususnya tatkala diberi amanah menggembala kambing. Hingga suatu ketika ada wanita kaya raya yang tertarik kepada sifat dan kepribadian Rasulullah, yang kemudian menjadi istri pertama Nabi, beliaulah Sayyidah Khadijatul Kubro.
Saat Nabi beranjak dewasa beliau semakin tidak suka dengan perilaku dan pola kehidupan masyarakat Quraisy.
Kemudian beliau berkontemplasi ke sebuah gua yang berada di salah satu gunung yang dikenal dengan Jabal Nur. Disanalah Nabi mendapatkan wahyu pertama sebagai petunjuk awal akan adanya perubahan peradaban kaum Quraisy dan masyarakat Arab. Singkat cerita dengan adanya kegigihan dan kesungguhan Nabi untuk merubah kehidupan masyarakat arab agar lebih hidup berkeprimanusiaan dan keadaban, akhirnya usaha Nabi tidak sia-sia dan akhirnya beliau diangkat sebagai Nabi dan Rasul.
Sampailah di rute terakhir yaitu mengambil miqat di Hudaibiyah. Sebelum mengganti pakaian ihram bagi jemaah laki-laki, Buya Djasuli menjelaskan tentang sejarah dari Hudaibiyah, bahwa Hudaibiyah diambil dari nama penggali sumur, yang kemudian namanya dinisbatkan menjadi nama sumur dan daerah disana. Selain itu daerah ini dikenal dengan sebutan Asy-Syumaisy. Dalam Sejarahnya, Hudaibiyah menjadi pintu masuk kecemerlangan kaum Muslimin dalam menaklukkan Kota Makkah (Fathul Makkah). Dimana sebelumnya lahir sebuah perjanjian yang dikenal dengan “Perjanjian Hudaibiyah”. Selanjutnya, para jemaah bersiap untuk mengambil miqat (dimulai dari sholat sunnah ihram) lalu para jemaah berkumpul bersama di depan masjid Hudaibiyah. Kemudian, Buya Djasuli memimpin para jemaah untuk membaca niat umroh sesuai dengan niatnya (apakah umroh untuk diri sendiri atau membadalkan umroh sanak keluarga yg sudah meninggal).
Hanya ucapan Terima kasih yang dapat saya sampaikan kepada Buya Djasuli selaku Pembimbing Haji KBIHU Al-Gratis dan Ustadz Jumali yang memberikan pelayanan kepada para jemaah setulus hati dan bertanggung jawab. Sehingga para jemaah mendapatkan pengalaman yang menyenangkan selama proses ibadah haji dan umroh, merawat dan memberikan yang terbaik demi kelancaran proses haji dan umroh. Terima kasih saya ucapkan dari hati yang paling dalam karena selama perjalanan di Muzdalifah, Buya Djasuli sudah mencari jalan tercepat sehingga para jemaah lebih cepat tiba dengan selamat di perkemahan Mina.
Hamba yang dhoif dan selalu membutuhkan petunjukNya. Lindungilah kami ya Rab. 🤲🙏
Senin 08 Juli 2024.
Buya Dr. Mohamad Djasuli,(Pengasuh PPM Tebu Falah Telang Kamal)